Diterbikan pada: 24 September 2025
Jakarta, 24 September 2025 - Penggunaan Papan Interaktif Digital atau yang disebut Interactive Flat Panel (IFP) tidak hanya membawa manfaat melalui pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi murid reguler. Karena ramah disabilitas, Papan Interaktif Digital bahkan bisa menjadi teknologi asistif pertama yang digunakan di sekolah luar biasa (SLB) untuk mendukung kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus, utamanya murid tunanetra. Gress Saputra, murid kelas 9A SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, menjadi salah satu murid yang merasa sangat terbantu dengan hadirnya Papan Interaktif Digital di sekolahnya. Gress mengaku baru pertama kali menggunakan Papan Interaktif Digital ini untuk belajar. “Ini pertama kalinya saya menggunakan Papan Interaktif Digital ini untuk belajar dan ternyata Papan Interaktif Digital ini kan ada OS Androidnya, sehingga bisa digunakan oleh tunanetra seperti saya dengan cara mengaktifkan fitur talkback. Jadi sangat bisa digunakan oleh tunanetra,” ujar Gress bersemangat. Talkback adalah fitur aksesibilitas penting bagi penyandang gangguan penglihatan. Fitur ini dapat membacakan teks yang tampil di layar, dengan suara (text-to-speech). Saat pengguna menyentuh, menggeser, atau membuka aplikasi, fitur talkback akan memberikan umpan balik berupa suara. Dengan mengaktifkan fitur ini pada layar Papan Interaktif Digital, murid tunanetra dapat mengeksplorasi Papan Interaktif Digital ini untuk belajar, seperti menjawab kuis-kuis yang terkait dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari. Gress berharap, adanya Papan Interaktif Digital ini bisa mendorong murid disabilitas tunanetra untuk lebih mengetahui perkembangan teknologi. “Apalagi, cara belajar kan juga berkembang," Gress menambahkan. Senada dengan Gress, Andi Valerio Ahmadinejad atau yang biasa disapa Rio mengaku Papan Interaktif Digital ini sangat ramah disabilitas tuna netra seperti dirinya. "Pembelajaran dengan Papan Interaktif Digital ini lebih seru karena ada pembaca layarnya dan sistemnya Android. Jadi sama handphone, tapi ini lebih besar jadi lebih mudah lagi,” kata Rio. Karena mirip dengan perangkat handphone yang sudah biasa digunakan sehari-hari, Rio merasa tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan Papan Interaktif Digital ini. Terlebih, Rio juga memang sudah menyenangi teknologi sejak lama. Rio bahkan sudah dapat mendesain poster dengan bantuan perangkat ini. “Pesanku, jangan takut berkarya dan jangan nggak percaya diri menggunakan teknologi, misalkan teknologi papan digital interaktif ini. Jangan pesimis dulu, karena kita bisa mengetahui apa yang belum kita tahu sebelumnya,” pesan Rio. Fachmi Budiansyah, guru di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, mengatakan bahwa Papan Interaktif Digital ini baru pertama kali digunakan di sekolahnya. "Siswa bisa berbagi layar. Di kelas saya ada 5 murid, layar mereka dapat disambungkan ke Papan Interaktif Digital ini, sehingga memudahkan guru untuk memonitoring hasil pekerjaan murid. Sebelumnya saya harus berkeliling satu-satu ke meja siswa. Jadi lebih efektif,” terang Fachmi. Sebagai guru Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), Fachmi memanfaatkan Papan Interaktif Digital ini untuk kegiatan belajar mengajar. Saat menggunakan Papan Interaktif Digital ini, anak-anak diminta untuk mengeksplorasi perangkat tersebut. Misalnya adalah bermain kuis yang terkait dengan materi pelajaran sehingga anak-anak lebih antusias dan gembira dalam belajar atau dengan mencari materi-materi belajar dalam berbentuk video atau audio. Warga Sekolah Turut Memanfaatkan Papan Interaktif Digital Di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, Papan Interaktif Digital ini tidak hanya dimanfaatkan untuk belajar para murid, tetapi juga warga sekolah lainnya. Saat demo di Jakarta beberapa waktu lalu, Papan Interaktif Digital ini digunakan oleh guru untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh bagi para murid. Papan Interaktif Digital ini juga dimanfaatkan sekolah untuk kegiatan parenting support dengan para orang tua murid bersama narasumber, termasuk untuk sosialisasi Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi orang tua murid. "Jadi, manfaat Papan Interaktif Digital ini sudah sangat banyak dan digunakan oleh seluruh warga sekolah," kata Kepala SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, Indrawati Saptariningsih. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa Papan Interaktif Digital dapat menjadi perangkat yang membantu pembelajaran murid dengan disabilitas, demi mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua yang inklusif. “Kehadiran Papan Interaktif Digital ini mendorong layanan pendidikan tanpa kesenjangan karena semua murid memiliki kesempatan yang sama untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dengan alat ini,” ujar Tatang. Sebagai informasi, tahun ini Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK menargetkan 2.360 SLB akan menerima bantuan program Digitalisasi Pembelajaran berupa Papan Interaktif Digital ini.*** (Penulis & Dokumentasi: Tim Ditjen Vokasi PKPLK/Editor: Denty A., Seno H.) Laman: kemendikdasmen.go.id #PendidikanBermutuuntukSemua
Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikdasmen.go.id/main/blog/category/siaran-pers
#KemendikdasmenRamah
Sumber: Nomor: 586/sipers/A6/IX/2025
Penulis: Kontributor BKHM
Editor: Denty Anugrahmawaty
Pendidikan Vokasi
Ruang Murid
Vokasi