Diterbikan pada: 24 September 2025
Bandung, 24 September 2025 – Gelar wicara (Talkshow) Rilis Panduan dan Buku Hasil Kurasi Pembelajaran STEM 2025 menghadirkan dua narasumber inspiratif: Nur Rofika Ayu Shinta Amalia, Ketua Tim Kerja Pembelajaran di Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kristianti Fatimah, pendidik SD Mutiara Bunda Bandung. Keduanya berbagi pengalaman dan tips praktis penerapan pendekatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) di kelas. Nur Rofika menegaskan bahwa pembelajaran STEM tidak selalu identik dengan teknologi canggih. “STEM bisa berangkat dari masalah-masalah sederhana. Penekanannya ada pada proses pembelajarannya, bukan sekadar hasil akhir,” ujarnya. Ia menjelaskan panduan yang dirilis Kementerian memuat tiga karakteristik utama pembelajaran STEM: pemecahan masalah kontekstual melalui proyek pembelajaran berbasis masalah, proses berpikir saintifik dan desain untuk melatih peserta didik mencari solusi, serta pendekatan lintas disiplin ilmu sehingga peserta didik mampu memandang masalah dan penyelesaiannya secara komprehensif. “STEM bisa dijadikan kerangka berpikir untuk berbagai mata pelajaran, mulai dari bahasa, sosial, hingga sains,” tambahnya. Ia juga menguraikan bahwa pembelajaran STEM dapat diimplementasikan secara fleksibel sebagai kerangka berpikir di intrakurikuler, sebagai pendekatan terpadu di kokurikuler, hingga menjadi mata pelajaran tersendiri bagi sekolah yang lebih maju dari sisi sumber daya dan fasilitas. Kristianti Fatimah berbagi kisah tentang praktik pembelajaran STEM di kelasnya. Ia mencontohkan pembahasan materi energi. Alih-alih hanya menjelaskan definisi energi, Kristianti mendorong murid-muridnya untuk mengamati lingkungan sekitar. “Anak-anak melihat lampu, stop kontak, listrik berubah jadi cahaya. Mereka mengisi tabel pengamatan, berdiskusi, bahkan tertawa ketika salah mengelompokkan bentuk energi. Itu bagian dari proses belajar,” katanya. Pendekatan serupa diterapkan pada tema jamu tradisional. Siswa diminta menyelidiki bahan-bahan jamu, menonton video, berdiskusi, hingga membawa contoh asli ke kelas. “Proses ini mengasah rasa ingin tahu mereka. Mereka bukan hanya tahu, tapi mencari tahu sendiri. Curiosity mereka keluar,” ujarnya. Kristianti juga menggarisbawahi dukungan buku interaktif yang disediakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), seperti buku IPAS kelas 4 yang tersedia di situs buku.kemdikbud.go.id dalam bentuk PDF, audio, dan interaktif. Dalam buku interaktif itu, siswa dapat mengklik ikon tertentu untuk melihat simulasi perubahan energi, misalnya energi kimia dari bahan bakar menjadi energi gerak mobil. “Anak-anak jadi semangat, bahkan minta ‘main lagi’,” tuturnya penuh semangat. Sejumlah guru peserta gelar wicara mengajukan pertanyaan seputar implementasi STEM, mulai dari penerapan di SMK, penggabungan mata pelajaran lintas disiplin, hingga asesmen pembelajaran berbasis proses. Nur Rofika menjelaskan panduan yang dirilis sudah memuat contoh perencanaan pembelajaran STEM untuk SMK. Untuk kokurikuler, kunci suksesnya ada pada perencanaan kolaboratif antarguru dan dukungan kepala sekolah. Tentang asesmen, Kristianti mengingatkan pentingnya menggunakan buku guru yang memuat rubrik penilaian formatif dan sumatif. Rubrik ini membantu guru menilai tidak hanya hasil, tetapi juga sikap, cara anak berdiskusi, bereksperimen, hingga mempresentasikan temuan. “Buku guru itu sangat lengkap. Jadi kita bisa menilai proses, bukan cuma produk,” jelasnya. Di penghujung acara, Kristianti memberi pesan menyentuh bagi para pendidik. “Selama ini saya menjadikan kelas sebagai laboratorium kehidupan. Ajak anak-anak menyelidiki, mengamati, menyimpulkan, dan jangan takut salah. Dari kesalahan kita belajar dan menemukan ide besar,” katanya. Sementara itu, Nur Rofika mengajak guru memanfaatkan panduan dan bahan yang sudah disiapkan Kementerian. “Bahan-bahan ini tidak akan berarti kalau aktor utamanya, yaitu Bapak-Ibu guru, tidak memanfaatkannya. Jangan takut mencoba, bereksperimen di kelas. Semoga ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia,” pungkasnya. Pada kesempatan ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti, juga menggarisbawahi pentingnya STEM untuk dikuasai oleh generasi penerus bangsa sebagai alat yang bermanfaat dan solutif dalam menjawab berbagai permasalahan di masa depan. Gelar wicara ditutup dengan tepuk tangan meriah dari peserta dan sesi foto bersama kedua narasumber. Acara ini menegaskan komitmen Kemendikdasmen untuk memperkuat pembelajaran berbasis STEM melalui panduan dan buku hasil kurasi 2025, sekaligus memberi inspirasi bagi guru untuk menghadirkan kelas yang lebih interaktif, kolaboratif, dan relevan dengan kehidupan nyata.*** (Penulis: Nabila, Denty A./Editor: Seno H./Fotografer: Ibar) Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat #PendidikanBermutuuntukSemua
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Laman: kemendikdasmen.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemendikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemendikdasmen.go.id/pencarian/siaran-pers
#KemendikdasmenRamah
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 584/sipers/A6/IX/2025
Penulis: Denty Anugrahmawaty
Editor: Denty Anugrahmawaty
BSKAP
Sekolah Kejuruan
Dinas Pendidikan
Sekolah PAUD
Sekolah Dikdasmen
Mitra Dikdasmen
Orang Tua
Penguatan Pendidikan Unggul, Literasi, Numerasi dan Sains Teknologi