Diterbitkan pada: 12/09/2025
Tangerang Selatan, Kemendikdasmen - Anak-anak Indonesia saat ini tumbuh di era serba digital. Gawai, internet, dan aplikasi, bukan lagi hal asing, bahkan sudah akrab sebelum mereka masuk sekolah dasar. Teknologi ini memang menawarkan banyak manfaat belajar membaca, berhitung, hingga menguasai bahasa asing dengan cara yang menyenangkan. Namun di balik itu, dunia digital juga menyimpan risiko besar paparan materi tidak pantas, iklan berlebihan, hingga kecanduan layar. Kondisi ini menuntut peran orang tua untuk lebih cermat memilih aplikasi yang tepat dan aman bagi buah hati mereka. Sebagai bentuk kepedulian terhadap fenomena tersebut, Dharma Wanita Persatuan Kemendikdasmen bekerja sama dengan Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen menyelenggarakan talkshow bertajuk “Mendorong Peran Orang Tua dalam Pemanfaatan Ruang Murid pada Superaplikasi Rumah Pendidikan untuk Mendukung Pembelajaran di Rumah bagi Anak-Anak”. Acara ini berlangsung pada Kamis (11/9) di Ruang Inovasi, Lantai 4, Gedung Graha Tama Pusdatin, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Gelar wicara (Talkshow) menghadirkan pembicara lintas bidang yang peduli dengan isu pendidikan dan keluarga, di antaranya Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian; Founder Sidina Community, Susi Sukaesih; Rektor Universitas Satya Terra Bhinneka, Tracey Yani Harjatanaya; serta Kepala Sekolah SMA Praxis Aishah Prastowo. Dalam sambutannya, Penasihat DWP Kemendikdasmen, Masmidah Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya pendampingan orang tua dalam pembelajaran anak di era digital. Ia juga mendorong agar guru dan orang tua memberikan alternatif sarana belajar yang inovatif dan solutif bagi anak. Seperti aplikasi Rumah Pendidikan yang bagi sebagai sarana belajar karena memungkinkan anak belajar kapan saja dan di mana saja dengan kehadiran orang tua sebagai pendamping. Melalui gelar wicara ini, Dharma Wanita Persatuan dan Pusdatin ingin mengingatkan bahwa teknologi hanyalah alat yang kebermanfaatannya sangat ditentukan oleh cara penggunaannya. Rumah Pendidikan hadir bukan sekadar aplikasi pembelajaran, melainkan sebagai jembatan antara keluarga, sekolah, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan bermakna. Dengan pendampingan, bimbingan, dan pengaturan waktu yang bijak, orang tua diharapkan dapat menjadi sahabat bagi anak-anak mereka di dunia digital. “Kehadiran Rumah Pendidikan diharapkan menjadi awal dari budaya baru pembelajaran di rumah yang lebih sehat dan berkualitas. Aplikasi ini diharapkan bukan hanya dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan literasi digital anak-anak, tetapi juga menumbuhkan kreativitas dan kedekatan emosional bersama orang tua,” ucapnya. Masmidah Abdul Mu’ti juga menyoroti pentignya kolaborasi dalam menciptkan ruang belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi anak. Ia mengimbau seluruh pihak terkait agar turut mendukung anak-anak Indonesia dapat belajar dengan lebih bebas dan aman, tanpa kehilangan nilai-nilai kebersamaan dan pengasuhan yang hangat di tengah derasnya arus teknologi. Senada dengan itu, Ketua DWP Setjen Kemendikdasmen, Devi Haerani Andhika Ganendra, menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar untuk mendorong peran serta orang tua dalam memilih aplikasi yang aman bagi anak. “Rumah Pendidikan yang diluncurkan Mendikdasmen Abdul Mu’ti pada 21 Januari 2025 dirancang sebagai sarana interaksi orang tua dan anak untuk mendukung proses belajar. Di dalamnya tersedia berbagai fitur yang mendorong kreativitas, membentuk literasi digital positif, sekaligus memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak melalui aktivitas bersama yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka,” jelas dia. Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusdatin Yudhistira Nugraha, turut menyoroti pergeseran cara belajar dari schooling (belajar di sekolah) menuju learning (belajar di mana saja) sebagai dampak pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Menurutnya pergeseran ini harus memunculkan pendekatan belajar yang mindfulness, joyfulness, dan meaningful learning. “Rumah Pendidikan diharapkan menjadi media pembelajaran inklusif dan bermutu bagi semua anak Indonesia,” tuturnya. Ia juga mengisahkan pengalamannya saat sekolah dasar yang kekurangan guru ilmu pasti, yang kemudian menjadi inspirasi lahirnya Rumah Pendidikan sebagai upaya menyediakan materi ajar terbaik setara sekolah unggulan di kota-kota besar Indonesia.*** (Penulis: Tim Pusdatin/Editor: M. Irfan, Denty A.)
Penulis: Muhammad Irfan
Editor: Denty Anugrahmawaty