Diterbitkan pada: 22/07/2025
Bandung, Kemendikdasmen — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), mengirimkan enam siswa terbaik Indonesia untuk berkompetisi di ajang bergengsi Olimpiade Matematika Internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) ke-66 yang diselenggarakan pada 10 s.d. 20 Juli 2025 di Sunshine Coast, Queensland, Australia. Tim Olimpiade Matematika Indonesia terdiri dari enam siswa-siswi terbaik hasil binaan Pusat Prestasi Nasional, yaitu Danica Odelia (SMAS Kristen BPK Penabur Gading Serpong), Janssen Edyth Lim (SMAK Immanuel Pontianak), Jesreel Hasiholan Tua Sigalingging (SMAS Kristen 5 BPK Penabur Jakarta), Leonardo Valerian (SMAS Darma Yudha Riau), Louis Wilson Gunawan (SMAS 1 Kristen BPK Penabur Jakarta), dan Raymond Christopher Tanto (SMAK Kalam Kudus Sukoharjo). “Berikan yang terbaik. Saya yakin adik-adik dapat mengharumkan nama Indonesia di ajang IMO 2025,” kata Kepala Pusat Prestasi Nasional, Maria Veronica Irene Herdjiono, Kamis (10/7). Untuk mempersiapkan delegasi Indonesia di Ajang Talenta Internasional, Puspresnas telah melaksanakan beberapa tahapan pembinaan. Pada bulan Maret 2025 Tim Pembina IMO telah melakukan seleksi terhadap 22 peserta yang berasal dari pemenang Ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), dan 5 orang siswa pembinaan tahun lalu yang masih memenuhi syarat. Kemudian, terpilih sebanyak 6 siswa yang berhak mengikuti pembinaan sekaligus menjadi delegasi Indonesia pada ajang IMO tahun 2025. Selanjutnya, diadakan Pembinaan Tahap I dan Tahap II oleh Puspresnas. Selaku Koordinator Pembina IMO, Aleams Barra, menyampaikan bahwa Tim Olimpiade Matematika Indonesia telah melakukan persiapan dengan maksimal. “Persiapan terakhir ini khususnya pada mental para siswa. Lalu kita juga mengadakan dua kali simulasi menyerupai pelaksanaan IMO yaitu, tiga soal dalam waktu 4,5 jam, yang terpenting mereka bisa fokus, tenang, dan percaya diri. Semoga semua persiapan yang dilakukan menghasilkan hasil maksimal dengan meraih medali,” ujar Aleams. Sementara itu, salah satu peserta Bernama Raymond Christopher Tanto, siswa asal SMAS Kristen Kalam Kudus Sukoharjo, mengatakan bahwa Pembinaan Tahap II IMO sangat membantu dirinya juga bersama rekan satu timnya. “Pada pembinaan yang diselenggarakan Puspresnas ini kita hampir setiap hari melakukan simulasi pengerjaan soal sehingga sangat membantu. Lewat pembinaan ini, saya juga bisa berdiskusi dan belajar bersama teman-teman satu tim,” jelasnya. Dengan lugas, Raymond optimis membawa pulang medali untuk Indonesia. “Saya berharap bisa memberikan hasil yang terbaik dan membawa pulang enam medali untuk Indonesia,” kata Raymond yang juga peraih medali perunggu IMO tahun 2024. Rasa optimis lainnya juga turut diungkapkan oleh Danica Odelia, siswi asal SMAS Kristen BPK Penabur Gading Serpong, Banten. Menurutnya, selama masa persiapan ia sangat mendapatkan manfaat yang baik guna menuju perlombaaan. “Wawasan saya jadi lebih luas karena bisa menanyakan hal-hal baru dari teman-teman lainnya pada pembinaan ini. Semoga saya bisa memberikan hasil terbaik untuk Indonesia di ajang IMO 2025,” tambah Danica. IMO merupakan olimpiade matematika tingkat internasional yang mempertemukan pelajar-pelajar terbaik dari berbagai negara untuk bersaing dalam penyelesaian soal-soal matematika tingkat tinggi. Ajang ini tidak hanya menguji kemampuan akademik, namun juga melatih pikir logis, kreatif, dan ketahanan mental peserta.
Penulis: Destian Rifki
Editor: Denty Anugrahmawaty