Diterbikan pada: 23 September 2025
Bandung, 23 September 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Barat secara resmi menutup kegiatan Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS) Angkatan 2 Tahun 2025 di Kantor BBGTK Provinsi jawa Barat pada Senin (22/9). Penutupan kegiatan ini dilakukan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dan diikuti oleh sebanyak 431 peserta yang merupakan bakal calon kepala sekolah dari berbagai jenjang dan wilayah di Provinsi Jawa Barat. Dalam sambutannya, Menteri Muti menegaskan pentingnya peran kepala sekolah dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah digambarkan sebagai otak yang mengendalikan jalannya pendidikan di sekolah. Ia juga ibarat mata yang memegang visi dan cara pandang dalam merancang berbagai program pembelajaran. Kepala sekolah harus menjadi pendengar yang baik, mampu menerima masukan dengan terbuka, serta menjadi pembicara yang efektif dalam menyampaikan ide dan arahan. “Ibarat tubuh, kepala sekolah itu ya kepalanya yang menentukan bagaimana citra sekolahan secara keseluruhan dan yang menentukan kemana arah pendidikan satu-satuan pendidikan,” jelas menteri Mu’ti. Mendikdasmen menambahkan bahwa seorang pemimpin harus berani mengambil risiko. Menjadi kepala sekolah berarti menentukan arah kemajuan lembaga yang dipimpin, sehingga tidak boleh menjadi kepala yang biasa-biasa saja dan harus menjadi pemimpin yang agile. Pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar, namun walaupun memikul beban tersebut, ia tetap harus meninggalkan kesan yang indah dan berkesan selama masa jabatannya. “Pemimpin yang agile itu pemimpin yang tidak mudah goyah oleh guncangan. Dia bisa bertahan dan bisa adaptif. Agile itu kira-kira kalau ditiup ke kiri, dia goyah ke kiri. Dia goyah ke kanan, dia goyah ke kanan. Tapi dia tetap punya visi, dia tidak tumbang. Itu agile. Karena pemimpin itu memang harus siap berubah,” ujarnya Menteri Mu’ti juga berpesan agar Kepala Sekolah harus selalu memiliki komitmen sebagai pemimpin yang melayani atau yang dikenal dengan konsep servant leadership. Ia menjelaskan bahwa kepemimpinan seperti ini menuntut sikap untuk menjadikan profesi sebagai sarana memberi manfaat bagi orang lain, dengan orientasi melayani dan memberi. “Kepala sekolah itu senantiasa memiliki komitmen sebagai pemimpin yang melayani. servant leadership. Sikap dimana kita menjadikan profesi kita ini untuk memberi yang bermanfaat bagi orang lain. Orientasi melayani, orientasi memberi. Dunia ini, itu cukup untuk menghidupi semua makhluk Tuhan yang ada di dalam semesta. Tapi tidak cukup menghidupi satu orang yang ratus. Begitu kita sudah jadi orang yang ratus, tidak akan pernah merasa cukup. kalau orientasi kita melayani semua pekerja itu menjadi menyenangkan.” Tutup Menteri Mu’ti. Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPSTK), Iwan Junaedi menyampaikan bahwa berdasarkan data terakhir pada 7 Mei 2025 hingga 21 September 2025 progres kebutuhan Kepala Sekolah Nasional telah menurun sebanyak 51,55%. “Progres pemenuhan kebutuhan Kepala Sekolah Nasional, baik negeri maupun swasta telah menurun sekitar 51,55%,” jelasnya. Program BCKS salah satunya bertujuan mengisi kekosongan kepala sekolah di berbagai satuan pendidikan dengan menyiapkan calon-calon pemimpin yang siap dan kompeten. Pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan pemimpin sekolah masa depan. Kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai manajer administrasi, tetapi juga sebagai pemimpin strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan. Selain Itu, Peserta Pelatihan BKCS dari SMP 1 Tasikmalaya, Siska Nurhadi, menyampaikan bahwa pelatihan BCKS selama satu minggu bukanlah pelatihan biasa, melainkan program yang dirancang secara kompetensi dan membekali mereka dengan berbagai kecakapan penting. Menurutnya pelatihan ini telah memberikan bekal kepribadian, sosial, dan profesional yang dibutuhkan untuk memimpin sekolah secara efektif. “Kemendikdasmen melalui BBGTK telah membekali kami dengan berbagai macam ilmu dan kecakapan. Kami menyadari bahwa pelatihan BCKS yang kami ikuti ini bukanlah pelatihan yang biasa. Pelatihan ini menerapkan pola yang baru bagi kami, yang dirancang secara kompetensi dan membekali kami dengan kompetensi kepribadian, sosial, profesional yang dibutuhkan untuk kami memimpin sekolah secara efektif,” jelas Siska. Ia menjelaskan bahwa program ini sangat membantunya dalam mengembangkan kemampuan kepemimpinan, seperti menyusun visi sekolah, perencanaan berbasis data, pengelolaan sumber daya, hingga supervisi akademik. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kebijakan Kemendikdasmen yang telah membuka ruang peningkatan kompetensi bagi para guru di Indonesia. “Terima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia melalui Kemendikdasmen yang sudah menyusun kebijakan penyelenggaran pelatihan dan meningkatkan kompetensi bagi kami, para guru di Indonesia,” tutupnya.*** (Penulis: Destya A./Editor: Denty A., Seno H./Fotografer: Ikram SIA) Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Laman: kemendikdasmen.go.id #PendidikanBermutuuntukSemua
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikdasmen.go.id/main/blog/category/siaran-pers
#KemendikdasmenRamah
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 581 /sipers/A6/IX/2025
Penulis: Destya
Editor: Denty Anugrahmawaty
Guru Sekolah Kejuruan
GTK
Guru PAUD
Guru Dikdasmen
Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Kesejahteraan Guru