Diterbikan pada: 3 Oktober 2025
Semarang, 3 Oktober 2025 - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Penguatan Karakter menggelar kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan Penguatan Karakter di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Selasa (30/9). Kegiatan ini menampilkan praktik baik implementasi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH) sebagai strategi pembentukan karakter sekaligus penguatan profil lulusan sesuai Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025. Dalam sambutannya, Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti, menjelaskan bahwa telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengimplementasikan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH) di Provinsi Jawa Tengah. Pada bulan September, BBPMP Jawa Tengah menyelenggarakan workshop penyusunan media internalisasi G7KAIH, di mana siswa jenjang SD turut berpartisipasi menyusun media interaktif guna memperkuat internalisasi gerakan tersebut. Ia menambahkan bahwa BBPMP Jawa Tengah juga telah merencanakan kegiatan berbagi praktik baik implementasi G7KAIH melalui webinar. Selain itu, internalisasi penguatan karakter terus dilakukan melalui aktivitas Pagi Ceria, di mana tim BBPMP secara acak mendampingi sekolah-sekolah untuk memastikan tiga aktivitas utama Pagi Ceria dapat terlaksana dengan baik. “Di bulan September, pada akhir bulan ini, kami melaksanakan workshop penyusunan media internalisasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Dalam kegiatan ini, adik-adik atau teman-teman dari jenjang SD ikut menyusun media interaktif untuk memperkuat internalisasi gerakan tersebut,” ujar Nugraheni. Nugraheni juga menjelaskan bahwa implementasi G7KAIH telah berjalan sejak Mei melalui berbagai tahapan kegiatan. Sosialisasi panduan kebijakan dilaksanakan pada Juni, dilanjutkan diskusi terpumpun sinergitas lintas sektor pada Juli, serta advokasi bagi penilik dan pengawas sekolah pada Agustus. Pada September, kegiatan difokuskan pada pendampingan lapangan, workshop penyusunan media internalisasi untuk siswa SD, serta fasilitasi berbagi praktik baik. Selain itu, BBPMP Jawa Tengah juga mengembangkan model penilaian karakter berbasis Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengacu pada delapan dimensi profil lulusan. Ia berharap, rangkaian praktik baik tersebut dapat menjadi inspirasi bagi sekolah dalam memperkuat karakter peserta didik. Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Sadimin, menegaskan pembentukan karakter anak tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga memerlukan peran aktif orang tua. “Pembentukan karakter hanya akan berhasil jika ada komunikasi terbuka antara guru, kepala sekolah, dan orang tua. Anak bukanlah pendengar yang baik, tetapi peniru yang ulung. Kalau bapaknya pegang HP, ibunya pegang HP, pasti anaknya juga begitu. Karena itu, guru dan orang tua harus hadir sebagai teladan yang terkadang menjadi sahabat atau orang tua, kadang juga mengalah,” ungkapnya. Sadimin juga menambahkan bahwa berbagai praktik baik penerapan G7KAIH telah dilakukan sekolah di Jawa Tengah. “Di SMKN Tengaran ada program PARWALI atau parenting bersama wali murid, kolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah, hingga kerja sama dengan Non-Governmental Organization (NGO). Sekolah tersebut juga menjalin hubungan dengan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA) serta melaksanakan program pengabdian masyarakat,” jelasnya. Sekolah tersebut juga memiliki program khusus untuk guru dan tenaga pendidik melalui SODIGAWAI, yaitu sosialisasi disiplin pegawai sekaligus penguatan soft skill guru dan wali kelas. “Sementara untuk anak-anak, ada penanaman karakter melalui Duta Anti Tawuran, pembentukan Agen Perubahan Pelajar Pancasila, dan Duta Sekolah Berintegritas. Sekolah pun melibatkan pihak lain dalam program Koramil Goes to School, Police Goes to School, Puskesmas Goes to School, hingga Orang Tua Mengajar,” tambahnya. Dalam proses pendidikan, peran guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi, tetapi juga menjadi panutan dan sumber inspirasi bagi murid. Guru yang mampu menyentuh hati siswa dan menyalakan semangat belajar akan memberi dampak jangka panjang dalam pembentukan karakter dan cita-cita anak. Karena itu, penting bagi pendidik untuk terus mengembangkan diri, tidak hanya dalam penguasaan materi, tetapi juga dalam pendekatan dan keteladanan. “Guru yang biasa-biasa saja hanya memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang hebat mendemonstrasikan. Dan guru yang hebat menginspirasi,” tegas Sadimin. Senada dengan itu, Kepala SD Sarawadari III, Layla Tulipadria, menekankan bahwa keberhasilan pembentukan karakter tidak bisa terjadi secara instan, melainkan melalui pembiasaan konsisten setiap hari. “Anak hebat itu tidak tercipta dalam semalam, melainkan dibentuk dari rutinitas baik yang dilakukan dengan konsisten melalui Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” ujar Layla. Di sekolah ini, pembiasaan dimulai sejak pagi hari. Guru rutin menyambut siswa di gerbang sekolah mulai pukul 06.30–07.00. Siswa dibiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, melaksanakan salat dhuha berjamaah setiap Jumat, serta mengikuti kegiatan keagamaan seperti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan pesantren Ramadan. Selain itu, siswa juga mengikuti Pagi Ceria setiap Selasa dan Kamis berupa olahraga bersama. “Ketika tubuh sehat, anak-anak lebih semangat belajar. Kami juga mengedukasi orang tua agar menyiapkan bekal bergizi sesuai panduan Isi Piringku. Jadi bukan sekadar sarapan, tapi ada edukasi kesehatan di dalamnya,” jelas Layla. Dalam bidang literasi, sekolah menanamkan budaya gemar membaca melalui program membaca selama 15 menit sebelum pembelajaran serta kegiatan mingguan yakni Sapa Mentari (Selasa Pagi Mendengarkan Cerita). “Anak-anak sangat antusias dengan storytelling. Setelah dibacakan cerita, besoknya mereka minta dibacakan lagi dan lagi,” ujarnya. Gerakan literasi ini diperkuat dengan Geliat Literasi dan Numerasi berupa penggalangan donasi buku, koin literasi, hingga kerja sama dengan penerbit. “Perpustakaan kami sempat hampir roboh dan koleksi buku sangat terbatas, tapi kami tidak berpangku tangan. Melalui koin literasi dan dukungan masyarakat, kami bisa restock buku bacaan anak-anak setiap bulan,” terangnya. Kebiasaan lain yang ditanamkan adalah bermasyarakat, salah satunya melalui proyek Ayo Cintai Permainan Tradisional. “Anak-anak sekarang lebih suka bermain gawai daripada dengan teman sebaya. Maka kami kenalkan kembali permainan tradisional seperti egrang, sunda manda, dan bekel. Ternyata mereka senang, bahkan festival permainan tradisional juga disambut antusias oleh para orang tua,” tambah Layla. Selain itu, untuk membentuk karakter sosial, sekolah juga mengenalkan kembali permainan tradisional melalui proyek Ayo Cintai Permainan Tradisional serta melaksanakan program Saga Berbagi dan Saga Peduli. “Kami ajak anak-anak berbagi, misalnya takjil di bulan Ramadan, membantu korban bencana, atau kegiatan sosial lainnya. Anak-anak belajar empati dan kepedulian,” tambah Layla. Menurutnya, keberhasilan implementasi G7KAIH tidak lepas dari keterlibatan orang tua, masyarakat, dan media. “Kami melibatkan orang tua melalui rapat rutin, tokoh masyarakat sebagai narasumber, serta memanfaatkan media sosial untuk membanjiri ruang digital dengan hal-hal positif,” jelasnya. Atas berbagai inovasi tersebut, SD Negeri Sarawadari III berhasil meraih penghargaan Sekolah Sadar Literasi Numerasi dari Ditjen PAUD Dikdasmen serta ditetapkan sebagai Sahabat Sekolah Dasar 2025. Predikat ini menjadikan sekolah tersebut sebagai role model implementasi G7KAIH di tingkat nasional. “Semoga praktik baik ini menjadi inspirasi sekaligus bahan refleksi bersama dalam penguatan karakter di satuan pendidikan. Karena pada akhirnya, anak hebat lahir dari pembiasaan baik yang dijaga bersama,” pungkas Layla.*** (Penulis: Destya/Editor: Ririn, Seno H./Fotografer: BBPMP Jawa Tengah) Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Laman: kemendikdasmen.go.id #PendidikanBermutuuntukSemua
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikdasmen.go.id/main/blog/category/siaran-pers
#KemendikdasmenRamah
Penulis: Destya
Editor: Denty Anugrahmawaty
PaudDikdasmen
Pendidikan Vokasi
Guru Sekolah Kejuruan
Sekolah Kejuruan
Dinas Pendidikan
Ruang Murid
Ruang GTK
Ruang Sekolah
Ruang Orang Tua
Ruang Pemerintah
Ruang Mitra
Ruang Publik
Ruang Bahasa
GTK
Vokasi
Sekjen
Murid Kejuruan
Guru PAUD
Guru Dikdasmen
Sekolah PAUD
Sekolah Dikdasmen
Murid PAUD
Murid Dikdasmen
Mitra Dikdasmen
Orang Tua
Sastrawan
Pegiat Literasi
Penguatan Pendidikan Karakter