Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Menggagas Buku Teks Utama Mapel Koding dan Kecerdasan Artifisial

Diterbitkan pada: 09/10/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Jakarta, Kemendikdasmen – Bagi negara yang sedang memasuki era transformasi digital secara masif, keputusan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk menambahkan mata pelajaran koding dan kecerdasan artifisial (KA) pada kurikulum mulai tahun ajaran 2025 adalah langkah strategis. Keputusan itu bukan sekadar menambah mata pelajaran baru, melainkan upaya sistemik untuk menyiapkan generasi muda yang mampu memahami, menggunakan, dan mengkritisi teknologi yang semakin mendominasi kehidupan publik dan dunia kerja. Dalam konteks tersebut, tugas Pusat Perbukuan sangat krusial, yakni menyusun buku teks utama sesuai dengan standar dan kaidah sehingga dapat digunakan secara nasional untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan efektif di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah. 

Pengalaman internasional menunjukkan ada beberapa model bagaimana negara lain mengintegrasikan pemrograman, computational thinking, dan—lebih baru—KA ke dalam kurikulum nasional. Inggris misalnya, telah memasukkan Computer Science ke dalam kurikulum nasional sejak dekade lalu, dengan penekanan pada konsep pemrograman dan keamanan digital. Finlandia mengintegrasikan pemrograman ke dalam kurikulum inti pada 2016, menekankan berpikir algoritmis dan literasi digital sebagai kompetensi lintas mata pelajaran.  

Jepang menjadikan pendidikan pemrograman wajib di tingkat sekolah dasar sejak 2020, sedangkan Australia mengoperasikan kurikulum Digital Technologies yang menekankan pengetahuan dan keterampilan otomatisasi data. Singapura menjalankan program “Code for Fun” dan modul KA untuk memperkenalkan computational thinking dan teknologi KA kepada siswa sejak tingkat dasar hingga menengah. Estonia, dengan inisiatif “AI Leap”, telah meluncurkan program pembelajaran KA untuk siswa dan pelatihan guru sebagai bagian dari strategi digital nasional. Pengalaman dan pelajaran dari negara-negara itu penting sebagai bahan pembanding dan inspirasi dalam penyusunan buku teks utama untuk sekolah-sekolah kita.

Prinsip Penyusunan Buku Teks Utama 
Prinsip penyusunan buku teks utama koding dan KA tidak terlepas dari tujuan penyelenggaraan mata pelajaran (mapel) tersebut, yaitu guna membekali siswa dengan kecakapan abad ke-21, memperkenalkan pemrograman dan KA sejak dini, mendorong cara berpikir kritis dan logis, serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.
 
Walaupun dinyatakan bersifat opsional sebagai mapel pilihan, Pusat Perbukuan telah menyiapkan buku teks utama dengan pendekatan strategi pembelajaran koding dan KA, yaitu (1) pembelajaran tanpa perangkat digital; (2) pembelajaran dengan perangkat digital; dan (3) pembelajaran dengan perangkat digital berbasis internet. Untuk itu, buku teks utama harus mampu memainkan peranan untuk mengatasi kesenjangan digital (digital divide) agar buku dapat digunakan secara adil dan merata sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. Artinya, keterlaksanaan (fisibilitas) dalam pembelajaran KA dan Koding perlu diperhatikan.

“Prinsip penyusunan buku teks utama Koding dan KA tidak terlepas dari tujuan penyelenggaraan mata pelajaran (mapel) tersebut, yaitu guna membekali siswa dengan kecakapan abad ke21, memperkenalkan pemrograman dan KA sejak dini, mendorong cara berpikir kritis dan logis, serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan,” ucap Kepala Pusat Perbukuan, Supriyatno.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip penyusunan buku teks utama koding dan KA yang disiapkan oleh Pusat Perbukuan. Pertama, berbasis pada capaian pembelajaran sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025. Posisi mapel koding dan KA merupakan mapel pilihan. Pembelajaran mapel ini dimulai secara bertahap pada tahun ajaran 2025/2026. Dengan demikian, Pusat Perbukuan menyiapkan buku teks utama sesuai dengan tahapan. 

Kedua, berbasis pada manusia dan etika. Materi KA harus menanamkan pemahaman etika penggunaan KA, bahaya bias algoritma, privasi data, dan literasi digital—bukan sekadar aspek teknis. Pendidikan teknologi harus menegaskan peran manusia sebagai pengendali dan penilai dampak sosial teknologi.

Ketiga, praktik berbasis proyek (project-based learning). Pembelajaran koding dan KA paling efektif lewat praktik, latihan pemrograman sederhana, proyek mini (misalnya, robotika, analisis data sederhana), dan studi kasus etis. Buku harus memberikan panduan proyek yang terukur, bahan latihan, serta rubrik penilaian. 

Keempat, aksesibilitas dan keberagaman. Buku harus dapat dipakai oleh sekolah di wilayah terpencil dan perkotaan—baik dalam format cetak maupun digital—dengan bahasa yang ramah, contoh kontekstual lokal, dan bahan tambahan untuk siswa berkebutuhan khusus. 

Kelima, keterpaduan lintas mata pelajaran. koding dan KA harus didorong untuk berkolaborasi dengan matematika, IPA, IPS, bahasa, seni, dan sebagainya agar menjadi kompetensi lintas-bidang, bukan sesuatu yang terpisah, terisolasi, dan tidak terhubung.

Menyusun Buku Teks Utama secara Konkret 
Dalam konteks tugas utama Pusat Perbukuan, ada beberapa fungsi spesifik yang diemban untuk memastikan buku teks utama tidak hanya bagus di kertas, tetapi dapat diimplementasikan di kelas. Pertama, penyusunan standar isi dan peta kompetensi, yang menetapkan cakupan materi per jenjang kelas, proporsi teori-praktik, serta standar capaian minimal. Hal tersebut menjadi rujukan bagi penulis, penelaah, dan tim penilaian buku. 

Kemudian, seleksi tim penulis dan penelaah multidisiplin. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan ahli pendidikan, praktisi KA dan perekayasa perangkat lunak, guru berpengalaman, dan pakar etika digital. Kombinasi itu menjamin keseimbangan antara kedalaman teknis dan pendekatan pedagogis. 

Uji coba (piloting) buku teks. Buku harus melalui tahap pilot di sekolah sampel, baik urban, sub-urban, maupun rural serta sekolah dengan sumber daya terbatas. Hasil pilot digunakan untuk revisi konten, penyesuaian bahasa, dan format pengayaan.

Dilakukan pula pengembangan bahan pendukung guru. Buku guru yang komprehensif—meliputi panduan implementasi, strategi remedial, modul latihan, serta panduan penilaian—adalah kunci. Pusat Perbukuan menyiapkan materi pelatihan terintegrasi untuk mengakselerasi kapasitas guru.

Mengingat tantangan akses, buku utama akan tersedia, baik dalam edisi cetak (untuk jangkauan luas) maupun paket digital interaktif (untuk sekolah dengan infrastruktur). Versi digital menyertakan kode latihan, dataset sederhana, dan simulasi tanpa perlu instalasi kompleks. 

Memastikan jaminan mutu dan pembaruan berkala. Bidang teknologi berkembang cepat. Pusat Perbukuan akan menetapkan mekanisme revisi berkala (misalnya dalam setiap 2 tahun untuk konten KA) dan modul pembaruan daring untuk menampung perkembangan teknologi dan pedagogi terbaru.

Sinergi kelembagaan dan pemangku kepentingan pun menjadi penting. Penyusunan buku teks koding dan KA bukan pekerjaan sendirisendiri. Pusat Perbukuan akan membangun sinergi dengan Direktorat Kurikulum, pusat pelatihan guru, dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, perguruan tinggi (untuk kajian akademik dan riset), industri teknologi (untuk contoh kasus dan sumber daya), serta organisasi internasional untuk benchmarking. Selain itu, kolaborasi dengan komunitas guru dan pengembang opensource akan membantu memperkaya bahan ajar dan menjaga keberlanjutan ekosistem pembelajaran.

Pusat Perbukuan menegaskan komitmennya untuk menghadirkan buku teks utama koding dan KA yang berorientasi pada kompetensi abad ke-21, adil, dan aplikatif. Buku itu harus menjadi alat yang memberdayakan guru dan siswa—mengajarkan keterampilan teknis sembari menumbuhkan sikap kritis, etis, dan kreatif. Dengan belajar dari praktik internasional dan menyesuaikannya pada konteks lokal Indonesia, Pusat Perbukuan akan memastikan bahwa peluncuran mata pelajaran ini pada tahun ajaran 2025 bukan sekadar simbol perubahan, melainkan fondasi nyata bagi generasi Indonesia yang siap menghadapi masa depan digital. Tentu saja masukan konstruktif dari seluruh pemangku kepentingan selama proses penyusunan dan uji coba buku sangat diperlukan. Dengan kolaborasi yang kuat, buku teks utama yang digagas dan diterbitkan akan menjadi sumber pembelajaran yang relevan, tahan uji, dan mencetak lulusan yang tidak hanya mampu “menggunakan” teknologi, tetapi juga memahami implikasi sosial dan etisnya. (Tim Pusat Perbukuan / Editor: Stephanie, Denty)

 

Penulis: Stephanie Westiana

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait