Diterbitkan pada: 20/09/2025
Surabaya, Kemendikdasmen — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperkuat komitmen menghadirkan pendidikan bermutu untuk semua melalui program Digitalisasi Pembelajaran. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari kebijakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
“Sejak awal kami diminta untuk mendorong Digitalisasi Pembelajaran, salah satunya melalui distribusi Papan Interaktif Digital atau Interactive Flat Panel (IFP). Dengan teknologi ini, anak-anak di seluruh daerah di Indonesia, akan bisa mengakses konten pembelajaran yang sama dengan anak-anak di kota besar,” ujar Wamen Fajar dalam sambutannya pada kegiatan Bimbingan Teknis Digitalisasi Pembelajaran di Surabaya, Rabu (17/9).
Wamen Fajar menjelaskan, salah satu masalah utama pendidikan Indonesia adalah ketimpangan mutu antarwilayah. Kehadiran IFP diyakini dapat membantu mengurangi kesenjangan tersebut. “Kata kuncinya adalah konten pembelajaran yang sama untuk semua anak Indonesia. Namun keberhasilannya tetap tergantung pada kompetensi pedagogis digital guru. Jangan sampai perangkat ini hanya jadi hiasan. Guru tetap memegang peran utama dalam menghidupkan suasana kelas,” tegasnya.
Tahun 2025 pemerintah menyalurkan 288 ribu unit IFP, termasuk lebih dari 64 ribu untuk satuan PAUD, sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur pendidikan. Perangkat ini tidak hanya menampilkan gambar, suara, dan video, tetapi juga memungkinkan pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Menurut Wamen Fajar, kehadiran teknologi harus membuat anak lebih aktif, terstimulasi, dan termotivasi dalam proses belajar.
Meski demikian, Wamen Fajar mengingatkan risiko penggunaan layar berlebihan. “Menurut penelitian, batas maksimum anak-anak melihat layar adalah satu jam. Jangan sampai gara-gara ada IFP, anak-anak menjadi malas bergerak. Interaksi fisik dan motorik tetap harus didorong,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa teknologi digital seperti gawai dan internet ibarat pisau bermata dua, dapat memberi manfaat bila digunakan dengan benar, namun berpotensi menimbulkan dampak negatif bila tidak didampingi.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Bimbingan Teknis Digitalisasi Pembelajaran, Mareta Wahyuni, dalam laporannya menyampaikan bahwa program ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Revitalisasi Satuan Pendidikan dan implementasi Digitalisasi Pembelajaran. “Digitalisasi Pembelajaran bukan hanya menghadirkan perangkat, melainkan membangun ekosistem pembelajaran berbasis digital yang utuh, mencakup teknologi, ketersediaan konten, dukungan lingkungan belajar, dan strategi pedagogis,” jelasnya.
Direktorat PAUD menyiapkan skema penguatan kapasitas bagi satuan penerima IFP, antara lain 1) Bimbingan teknis luring kepada 2.160 satuan PAUD; 2) Bimbingan teknis bersama 34 UPT luring untuk 3.240 satuan PAUD; 3) Bimbingan teknis daring kepada 58.791 satuan PAUD; dan 4) Webinar dengan 10 tema terkait pemanfaatan IFP, konten digital interaktif, dan perawatan perangkat.
Hingga Agustus 2025, sebanyak 150 narasumber telah dilatih sebagai fasilitator nasional. Pada pekan ini, bimbingan teknis diberikan secara serentak kepada 720 satuan PAUD penerima IFP di Surabaya, Bogor, dan Padang, dengan 120 peserta hadir di Surabaya. Tujuan kegiatan ini antara lain meningkatkan pemahaman penggunaan IFP, mengembangkan metode pengajaran digital sesuai karakteristik anak usia dini, serta mendorong praktik pembelajaran inklusif dan interaktif.
Wamen Fajar menekankan bahwa Digitalisasi Pembelajaran harus berjalan seiring dengan peningkatan kapasitas guru. Karena itu, pemerintah juga menyiapkan program Revitalisasi Satuan Pendidikan, beasiswa S1/D4 untuk guru PAUD dan jenjang lain, serta program profesi guru (PPG). Langkah ini diharapkan mampu memperkuat kompetensi guru agar dapat mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran secara efektif.
“Digitalisasi Pembelajaran adalah jalan menuju pembelajaran yang interaktif, inklusif, dan kontekstual. Dengan dukungan perangkat, konten, serta kompetensi guru yang terus diperkuat, kita optimistis pemerataan mutu pendidikan di Indonesia dapat dipercepat,” tutup Wamen Fajar.*** (Penulis: Rayhan P./Editor: Denty A., Seno H/Fotografer: Morecka)
Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Laman: kemendikdasmen.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemendikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemendikdasmen.go.id/pencarian/siaran-pers
#PendidikanBermutuuntukSemua
#KemendikdasmenRamah