Diterbitkan pada: 14/03/2025
Jakarta, Kemendikdasmen - Menteri Pendidikan (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menutup agendanya yang padat pada Kamis (13/3) dengan memberi tausiah tarawih di Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan. Dalam ceramahnya, Mu`ti berpesan kepada para orang tua untuk menanamkan nilai keagamaan yang kuat dan akhlak yang baik. “Kepada orang tua yang memiliki putra dan putri supaya menanamkan generasi muda terhadap nilai-nilai akidah yang kuat dan juga akhlakul karimah,” tuturnya. Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa penguatan karakter anak dapat dilakukan melalui empat catur pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan dalam keluarga, pendidikan di masyarakat, dan pendidikan di media sosial. “Keempat-empatnya penting, karena sering kali sekolah memberikan kepada murid-muridnya penanaman ilmu, penanaman akhlak dan juga ketaatan beribadah tapi hal ini kadang-kadang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dan tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat, dan juga pengaruh media, terutama media sosial dalam berbagai bentuk,” terang Mu`ti. Menurutnya, mayoritas orang tua bisa memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya dengan mengirimkan ke sekolah-sekolah yang bagus, tetapi tidak semua orang tua punya waktu yang cukup terhadap anaknya. Mereka belum bisa menjadikan rumah menjadi lembaga pendidikan yang di dalamnya menanamkan nilai-nilai utama melalui pembiasaan keteladanan agar mereka menjadi generasi yang memiliki semangat menuntut ilmu, memiliki ketaatan beribadah dan berakhlak yang mulia. Selain itu, masyarakat juga hirau terhadap pendidikan anak-anak, sehingga ada ignore ada pengabaian. Tidak adanya kepedulian yang tinggi kepada anak-anak, sering kali bentuk kekerasan verbal dalam bentuk kata-kata seakan-akan menjadi realitas yang biasa saja. “Oleh karena itu maka penguatan pendidikan masyarakat di tempat ibadah, di tempat-tempat umum menjadi bagian penting yang tidak bisa kita abaikan untuk membentuk generasi,” tegas Mu`ti. Penggunaan media dan jaringan, yang tidak terbendung membuat generasi muda bergantung terhadap teknologi. “Mereka menjadi gadget adiktif tetapi tidak bisa terkontrol apa yang mereka unduh dan tidak cukup memberikan perhatian bagaimana kita sebagai orang tua sesekali mencoba untuk bertanya, apa yang mereka tonton dan bagaimana kita memberikan klarifikasi terhadap tontonan apa yang sedang lihatnya,” sambung Mu`ti. Selain itu, ia juga menyampaikan untuk memperkuat pendidikan agar tidak mengalami Degradasi. Mendikdasmen berpesan agar pembiasaan-pembiasaan yang baik seperti ketaatan beribadah, nilai kepatuhan, menghormati tradisi, harus terus berlangsung di tengah masyarakat. “Ini merupakan tanggung jawab bersama karena pada dasarnya yang akan melanjutkan perjuangan, yang akan meneruskan dan memajukan pendidikan bangsa Indonesia adalah generasi yang kuat, generasi yang hebat, yang memiliki kekuatan ilmu pengetahuan ketrampilan dalam berbagai bidang, dan akhlak yang mulia, generasi secara singkat sering disebut generasi yang serba tau, generasi yang serba bisa, dan generasi yang rendah hati, generasi yang memiliki akal budi dan akhlakul karimah,” jelasnya. Selesai memberikan tausiah tarawih Ramadan, Menteri Mu’ti melanjutkan ibadah salat tarawih berjamaah yang dipimpin Imam Masjid Agung Al Al Azhar H. Mukhtar Ibnu.*** (Penulis: Shaka/ Editor: Denty A., Seno H.)
Penulis: Shaka
Editor: Denty Anugrahmawaty